Bagaimana kebijakan AI universitas di Inggris – tulisan Profesor TD Wilson

https://proftomwilson.wordpress.com/wp-content/uploads/2025/03/generative-ai-250306.pdf

Ringkasan Utama

1. Latar Belakang dan Pendahuluan

  • Generative AI (seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude) telah menjadi sorotan global sejak akhir 2022 karena kemampuannya menghasilkan teks, menganalisis konten, dan melakukan tugas kompleks lainnya.
  • Teknologi ini menimbulkan tantangan besar dalam dunia pendidikan tinggi, terutama terkait dengan:
    • Integritas akademik (plagiarisme).
    • Evaluasi siswa (penyesuaian metode penilaian).
    • Kesetaraan akses terhadap teknologi AI.
  • Universitas di Inggris, khususnya Russell Group , mulai merumuskan kebijakan untuk mengatasi dampak teknologi ini.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Menilai sejauh mana prinsip-prinsip Russell Group tentang penggunaan AI telah diterapkan oleh anggotanya.
  2. Mengetahui sejauh mana kebijakan tentang AI telah dikembangkan oleh universitas di luar Russell Group.

3. Metodologi

  • Penelitian menggunakan pendekatan analisis dokumen , memeriksa kebijakan publik dari situs web universitas.
  • Fokus pada dua kelompok:
    1. Universitas Russell Group (24 universitas riset terkemuka).
    2. Non-Russell Group (24 universitas lain yang dipilih secara acak).
  • Data dianalisis berdasarkan tema seperti integritas akademik , penilaian , penggunaan AI oleh mahasiswa dan staf , dll.

4. Temuan Utama

A. Kebijakan di Russell Group
  • Universitas Russell Group memimpin dalam pengembangan kebijakan AI, dengan fokus pada:
    1. Literasi AI : Mendukung mahasiswa dan staf untuk memahami penggunaan AI secara etis.
    2. Penilaian : Mengadaptasi metode evaluasi untuk mengatasi risiko plagiarisme.
    3. Kolaborasi : Bekerja sama dengan pemangku kepentingan (mahasiswa, staf, dll.) dalam merumuskan kebijakan.
  • Contoh praktik:
    • Universitas Birmingham menyediakan kerangka kerja mendetail tentang penggunaan AI.
    • Universitas York memberikan panduan spesifik tentang penggunaan alat AI dalam penilaian.
B. Kebijakan di Non-Russell Group
  • Ada disparitas signifikan antara universitas berdasarkan klaster (menurut Boliver, 2015):
    • Cluster 2 (universitas riset non-Russell): Menunjukkan pola serupa dengan Russell Group.
    • Cluster 3 & 4 (universitas dengan sumber daya lebih rendah): Lebih sedikit informasi publik tentang kebijakan AI.
  • Universitas dengan sumber daya terbatas kesulitan mengembangkan kebijakan komprehensif.
C. Isu Utama dalam Implementasi
  1. Integritas Akademik :
    • Plagiarisme menjadi kekhawatiran utama karena AI dapat menghasilkan konten tanpa atribusi.
    • Universitas seperti Glasgow dan Kingโ€™s College menyarankan perubahan paradigma penilaian, seperti penekanan pada analisis kritis daripada hafalan.
  2. Akses yang Adil :
    • Ketidaksetaraan akses ke teknologi AI dapat memperlebar kesenjangan antara universitas dengan sumber daya tinggi dan rendah.
  3. Pelatihan Staf dan Mahasiswa :
    • Dibutuhkan pelatihan intensif untuk meningkatkan literasi AI.
D. Peran Perpustakaan Universitas
  • Perpustakaan universitas memainkan peran penting dalam:
    • Pelatihan literasi AI.
    • Panduan tentang cara mengutip hasil AI secara etis.

5. Teori yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan beberapa teori untuk menjelaskan pembuatan kebijakan AI:

  1. Teori Institusi :
    • Kebijakan dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti regulasi dan norma sosial.
  2. Teori Koalisi Advokasi :
    • Kebijakan dibentuk melalui kolaborasi antara kelompok kepentingan (mahasiswa, staf, dll.).
  3. Teori Pilihan Rasional :
    • Universitas membuat keputusan berdasarkan analisis biaya-manfaat.
  4. Teori Difusi Kebijakan :
    • Prinsip Russell Group diadopsi atau ditiru oleh universitas lain.
  5. Teori Keseimbangan Terputus :
    • Teknologi AI menyebabkan perubahan drastis dalam kebijakan universitas.

6. Implikasi Penelitian

  • Kolaborasi : Universitas harus melibatkan semua pemangku kepentingan (staf, mahasiswa, IT, dll.) dalam pembuatan kebijakan AI.
  • Disparitas Sumber Daya : Universitas dengan sumber daya terbatas membutuhkan dukungan tambahan.
  • Transformasi Penilaian : Diperlukan strategi baru untuk mengatasi tantangan plagiarisme AI.
  • Etika AI : Masalah privasi, perlindungan data, dan bias AI harus dipertimbangkan.

7. Keterbatasan Penelitian

  • Evolusi Cepat : Kebijakan AI terus berkembang, sehingga temuan ini hanya mencerminkan respons awal universitas.
  • Data Publik Terbatas : Tidak semua kebijakan tersedia di situs web publik, karena beberapa disimpan di sistem internal.

8. Kesimpulan

  • Generative AI menawarkan peluang besar tetapi juga tantangan signifikan bagi pendidikan tinggi.
  • Universitas di Inggris, terutama Russell Group, telah bergerak cepat dalam merumuskan kebijakan, tetapi masih ada disparitas antar institusi.
  • Kolaborasi, pelatihan, dan adaptasi metode penilaian adalah kunci untuk memanfaatkan potensi AI sambil menjaga integritas akademik.

Poin Penting untuk Diskusi Lanjutan

  1. Dampak Jangka Panjang : Bagaimana kebijakan ini memengaruhi hasil belajar mahasiswa?
  2. Studi Komparatif Internasional : Bagaimana kebijakan AI di Inggris dibandingkan dengan negara lain?
  3. Teknologi yang Berkembang : Kebijakan harus terus direvisi seiring perkembangan AI.

One Reply to “Bagaimana kebijakan AI universitas di Inggris – tulisan Profesor TD Wilson”

  1. The fusion of Ghibli’s whimsical charm with modern styles like chibi and AI art is fascinating. Platforms like Ghibli IA show how nostalgic aesthetics evolve creatively while staying true to their roots.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *